HMRH merupakan himpunan yang bersifat kekeluargaan dan keprofesian
-Anggaran Dasar HMRH ITB
Ke.pro.fe.si.an
Nomina : perihal profesi
-KBBI
Keprofesian merupakan divisi yang menurut saya pribadi sakral bagi tiap himpunan mahasiswa jurusan (HMJ), khususnya di ITB. Kekhasan yang beragam dari HMJ juga datang dari keilmuan dan keprofesian jurusan. Terkadang, keprofesian khususnya di ITB juga sering dimaknai “tempat berkumpulnya geek dan anak ambis”, padahal seharusnya keprofesian bersifat inklusif untuk setiap anggota HMJ, dan dapat menjadi wadah berdiskusi keilmuan yang menyenangkan.
Di ITB sendiri, Divisi Keprofesian juga sering disamakan dengan Divisi Keilmuan yang ada di kampus lain. Jadi jangan heran kalau Divisi Keprofesian di ITB juga mengurus kompetisi, PKM, dan hal-hal semacam itu, yang mungkin di kampus lain ranahnya Divisi Keilmuan atau Riset Teknologi. Untuk program kerja lain seperti pengembangan hard skill yang berhubungan dengan keilmuan juga ada, namun sejauh yang saya amati dan alami, Divisi Keprofesian lebih berfokus pada karya dan kompetisi, sebagaimana dijelaskan saudara Farhan.
Melalui tulisan ini, saya mencoba berbagi pengalaman dalam memperjuangkan keprofesian dan sosial masyarakat saat diamanahi sebagai Kepala Sekolah Sosial Masyarakat dan Keprofesian Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati (HMRH) ITB 2017/2018. HMRH sendiri hingga saat ini, keprofesian dan sosial masyarakat masih mengikat di satu departemen. Semoga bermanfaat bagi pejuang keprofesian (dan sosial masyarakat) masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Tentu, saya berharap generasi berikutnya mampu memodifikasi apa yang kami lakukan menjadi lebih baik.
Dimulai dari gagasan yang melandasi program kerja. HMRH memiliki dokumen lembaga yaitu Rencana Strategis Keprofesian (RENSTRA), yang merupakan amanah dari massa HMRH ITB. Rekayasa Hayati merupakan program studi yang berfokus pada pengembangan dan peningkatan nilai dari suatu bioproduk. Oleh sebab itu, kekhasan yang bisa diperlihatkan dari mahasiswanya adalah terciptanya bioproduk. Hal ini yang menjadi tujuan besar dari RENSTRA, yang menurut hemat saya memang tidak semua HMJ bisa mewujudkannya dalam waktu yang singkat.
Periode RENSTRA Keprofesian di HMRH sendiri terdiri dari tiga periode, yang dimulai dari perencanaan bioproduk, pembuatan prototipe bioproduk, dan finalisasi bioproduk. Gagasan berupa RENSTRA Keprofesian ini yang menjadi dasar untuk pembentukan program kerja selama satu tahun ke depan, yang disesuaikan pula dengan Garis Besar Program Kerja.
Pada masa saya memimpin, RENSTRA berada di dalam fase pembuatan prototipe bioproduk. Tahap perencanaan memutuskan produk minuman dari kulit kopi, cascara sebagai bioproduk yang akan dihasilkan. Kulit kopi selama ini tidak termanfaatkan, dan setelah proses pengupasan kulit kopi hanya teronggok sebagai limbah. Kami juga melihat potensi zero waste yang dapat diaplikasikan langsung pada sistem produksi kopi, persis seperti yang kami pelajari di Rekayasa Hayati.
Berdasarkan tahapan RENSTRA di tahun kepemimpinan saya, dihasilkan program kerja BE-Project yang bertujuan mengenalkan cara pembuatan cascara, ditambah dengan beberapa parameter lain seperti uji organoleptik (rasa dari seduhan cascara dengan beragam kondisi). Luaran dari program kerja ini adalah evaluasi RENSTRA tahun kedua berupa metode pembuatan prototipe tersebut. Tak lupa, kami atas nama HMRH ITB juga menghadiri beberapa event untuk memperkenalkan si cascara alias “teh kopi” ini.
Program kerja berikutnya yaitu BE-Talks. Program kerja ini memfasilitasi massa HMRH yang mendaftar untuk mempresentasikan suatu topik yang nantinya akan diberi kritik dan saran yang membangun. Program kerja ini bertujuan untuk melatih kemampuan berbicara di depan umum dan sebagai sarana latihan sebelum presentasi lomba, misalnya.
Program kerja terakhir yaitu BE-SIP. Program kerja ini merupakan pengarsipan karya massa HMRH selama periode BPH HMRH 2017/2018 menjabat. Terlihat sepele, namun arsip ini diharapkan dapat membantu massa HMRH dalam berkompetisi dengan melihat karya-karya pendahulu dengan cara amati, tiru dan modifikasi.
Program kerja yang kami buat saat itu cuma tiga. Namun, program kerja ini didukung fungsi kerja yang sama hebatnya. Fungsi kerja yang pertama bekerja sama dengan Departemen PSDA yaitu Expresso dengan menghadirkan alumni Rekayasa Hayati 2011, kang Zaid yang berbagi cerita tentang aplikasi keilmuan Rekayasa Hayati dalam bisnis yang digelutinya.
Fungsi kerja kedua adalah BE-FAME bekerjasama dengan Divisi Media dan Informasi. Di sini, Departemen SMK bertindak selaku penyedia konten seputar keilmuan Rekayasa Hayati beserta kegiatan dari sosial masyarakat. Konten ini kemudian diungggah secara berkala ke akun Instagram HMRH ITB dengan tujuan mengenalkan keilmuan Rekayasa Hayati ke khalayak luas. Langsung cek instagram HMRH ITB saja untuk melihat karya BE-FAME.
Fungsi kerja yang ketiga yang merupakan favorit saya untuk melepas stress, yaitu Advokasi Lomba. Fungsi kerja ini membantu penyebaran informasi lomba yang sesuai dengan keilmuan Rekayasa Hayati serta pendampingan berkarya dari mulai perancangan ide hingga eksekusi final. Terobosannya adalah fungsi ini dijalankan via anonimitas akun LINE@ yaitu Jawara HMRH Jaya, yang membuat penyebaran informasi serta pendampingan berkarya menjadi mangkus dan sangkil. Tak lupa, sentilan-sentilan melankolis dari para adminnya seringkali membuat massa HMRH tertarik untuk curhat-curhat colongan, haha.
Divisi Keprofesian di tahun saya (dan tahun berikutnya) sangat terkenal dengan keklasikan dan kebaperannya, sehingga perjalanan di Divisi Keprofesian terasa kocak dan penuh dengan ledekan mengenai asmara dari masing-masing kru. Sedikit berbeda dengan cerita Divisi Sosial Masyarakat yang penuh haru biru, haha. Alhamdulillah kelar juga ya akhirnya, Fan?
Terimakasih untuk semua kru, Aji, Adam, Anggit, Juang, Duma, Harry, Aceng, Rifqi, Levana, Mikha, dan Riri semoga semuanya mendapat ilmu dari Divisi Keprofesian HMRH ITB 2017/2018.
Apakah di tahun saya menjabat Divisi Keprofesian menjadi inklusif? Saya tidak tahu.
Namun saya bisa pastikan, Divisi Keprofesian HMRH ITB 2017/2018 adalah klasik.
“Ikatlah kenangan dengan menulisnya”
Regards,
Kepala Sekolah SMKN 1 Dangdeur
Muhammad Naufal Hakim